6.29.2009

sang pejuang takdir

Suatu hari, saya pernah mendengar anak muda, yang usianya sebaya dengan saya. Menanyakan pada salah seorang pengusaha besar di Bandung tentang bagaimana memulai usaha dengan modal dengkul.

“Pake apa yang kamu punya”, begitu jawabnya dari pertanyaan, mulai darimana saya harus memulai, yang ditanyakan oleh si anak muda tadi. Kebetulan, anak muda tadi memiliki kartu kredit. “Nah pake saja kartu kredit itu sebagai modal”, katanya ringan.

Heik? pake modal dengan kartu kredit? tidak salah tu? bukannya kartu kredit itu merupakan sarana “membunuh” pelan pelan? Iya, saya katakan membunuh dalam tanda kutip, karena saking banyaknya orang mengeluh dalam pembayaran kartu kredit yang bunganya sangat melilit..

Setidaknya itu dulu pendapat saya tentang kartu kredit. Dulu juga saya mah paling gak mau kalo ditawarin kartu kredit teh. Belum perlu.

Sampai suatu saat saya ditawari oleh marketing kartu kredit Bank BNI. Namanya Mbak Sofi (halo Mbak Sofi, saya minta izin ya namanya ditulis di sini hehe..). “Pak Wibi, mau saya uruskan untuk membuat kartu kredit?”, tanyanya dalam telepon. “Gak ah, saya belum perlu”, jawab saya.

Sebelumnya, saya tanya, tau darimana kontak saya. Ternyata Mbak Sofi direkomendasikan oleh rekan kuliah saya, yang juga pernah ditawari kartu kredit.

Setelah beberapa kali Mbak Sofi “merayu”, akhirnya saya setuju. “Ya udah, dateng aja ke laundry di Tubagus untuk ambil syarat-syaratnya”, saya menutup pembicaraan di telepon. Setelah melalui prosesnya, ternyata kartu kredit yang diajukan tidak disetujui. Dan dari surat yang saya terima dari Bank BNI, disitu dituliskan bahwa Anda boleh kembali mengajukan kartu kredit setelah 6 bulan dari tanggal yang tercetak di surat tersebut. Ya udah gak papa kok, toh saya juga gak butuh-butuh amat kartu kredit. Jadi ya, teu nanaon ditolak oge..

Pengalaman ditolak itu terjadi beberapa kali saat saya mengajukan kartu kredit. Ya yang mengajukan, tapi sebenarnya pada kenyataannya, saya yang “dirayu” oleh marketing sebuah bank. Itu juga pernah terjadi di Bank BCA. Ditolak juga. Teu nanaon-lah ceuk saya teh.. Nah pernah juga ni ke Bank Mandiri, malah ini mah gak direspon sama sekali perihal syarat-syarat yang saya lampirkan.

Dan pada akhirnya, pada suatu hari, Mbak Sofi dari Bank BNI kembali menelepon saya. “Pak Wibi,gmana mengenai aplikasi kartu kreditnya? Mau dicoba lagi?”, tanyanya. “Soklah mangga”, kata saya ringan. Setelah melalui beberapa proses, ternyata untuk yang ini, langsung di-approve..

Ternyata betul kata orang-orang bijak itu.. Kalo gagal, coba lagi, gagal, coba lagi, gagal? coba sekali lagi.. Sepanjang Anda menikmati prosesnya, kegagalan hanyalah sebuah batu kecil tempat kita berpijak untuk melangkah menuju keberhasilan yang kita inginkan.

Jadi mau bermodal dengan kartu kredit? Hitung cermat untung dan ruginya!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar